Sunday 27 June 2010

Salah Definisi Islamisasi

Salah Definisi ”Islamisasi”


Dunia pendidikan sekarang ini, populis dikalangan akademisi adalah bagaimana penggabungan antara ilmu penggetahuan dengan agama, khususnya dikalangan agama islam yakni dengan pembumingan istilah islamisasi ilmu pengetahuan. Secara tidak langsung ilmu pengetahuan tidak bisa disamakan dengan ilmu agama. Karena ilmu pengetahuan ini berasal dari filsafat atau anak dari filsafat. Sedangkan agama ini berasal dari wahyu, dan di antara keduanya memilki kebenaran masing-masing. Agama mempunyai kebenaran yang bersifat mutlak sedangkan filsafat mempunyai kebenaran yang bersifat subyektif. Namun sebenarnya ilmu pengetahuan juga mempunyai kebenaran tersendiri yakni kebenaran yang bersifat objektif.

Kebenaran agama atau wahyu yang bersifat mutlak, tidak ada yang bisa merubah dan tidak boleh dirubah. Karena kebenaran tersebut berasal dari Tuhan, manusia hanya bisa menjalaninya dari apa yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Justeru ketika manusia tidak menjalakan apa yang menjadi kebenaran Tuhan, maka ia akan mendapat dosa.

Filsafat mempunyai kebenaran, yakni kebenaran yang bersifat subjektif. Jadi kebenaran yang ada adalah berdasarkan subjektifitas filosof. kebenaran ini biasanya sangat mudah ditentang karena setiap orang pasti punya pemikiran dan pemikiran yang lama dikritisi kemudian muncul pemikiran yang baru menandingi pemikiran lama.

Kebenaran yang ada dalam ilmu pengetahuan adalah kebenaran yang bersifat objektif, berdasarkan logika kebenaran ini bisa diterima oleh siapa saja dan juga tergantung dari pada kesepakatan bersama. Kebenaran objektif terikat pada waktu dan tempat jadi kebenaran tersebut sewaktu-waktu bisa berubah berdasarkan situasi dan kondisi yang ada. Ketika hari ini kebenaran ilmu pengetahuan itu benar belum tentu tahun depan juga benar. Teriakat tempat disuatu daerah yang satu dengan yang lain, jadi sesuatu didaerah A belum tentu bisa diterapakan di daerah B.

Untuk mengawinkan dua raksasa kebenaran ini tidaklah semudah membuat definisi, Karena pencakupan mencapai seluhruh aspek pemikiran, keilmuan dan keagamaan. Ketika islamisasi ilmu pengetahuan pemakanaanya lebih pada orang yang mempuanyai ilmu pengetahuan itu beragama islam, belum bisa masuk keranah keilmunya. Untuk mengislamisasi ilmu pengetahuan munkin tidak bisa tetapi kalau mengawinkan atau mengintegrasikan munkin bisa. Karena ilmu pengetahuan tidak hanya berasal dari orang islam saja, tapi bisa dari siapa pun asalkan memmenuhi persyaratan keilmiahan, jika ilmu pengethuan dari orang islam saja atau orang islam tidak mau menerima ilmu pengetahuan dari agama lain, berarti ada diskriminasi antara ilmu pendidikan islam dengan ilmu pendidikan umum.

Agar tidak ada diskriminasi antara ilmu pengetahuan yang satu dengan yang lainya atau ilmu pengetahuan dengan ilmu agama, maka perlu adanya pemahaman yang rijid terkait dua hal tersebut. Sehingga memunculkan suatu yang baru dan orisinil dalam bidang keilmuan, serta bermanfaat untuk orang banyak tanpa adanya kesalahan pemahaman.



0 comments:

Post a Comment

silahkan komentar di sini

 
Powered by Blogger