Wednesday, 10 March 2010

Sepeda Motor = Oli


Sekarang ini sepeda motor tidak lagi menjadi barang mahal yang susah untuk didapatkan. Dengan sistem kredit tanpa uang muka dan sistem pinjaman tanpa bunga menjadikan barang ini menjadi komoditi yang sangat digandrungi masyarakat Indonesia. Hampir tiap rumah memiliki sepeda motor, bahkan tidak hanya cukup hanya satu, ada yang sampai 2 bahkan 3 unit sekaligus mereka punyai. Apakah ini menjadi suatu fenomena yang bisa menimbulkan masalah?

Banyak dari para pemilik sepeda motor belum tahu banyak mengenai cara perawatan mesin yang baik, sehingga tidak sedikit dari sepeda motor yang mereka punyai rusak sebelum waktunya. Hal ini lebih sering dikarenakan kelalaian para pemilik untuk melakukan service ataupun ganti oli ke bengkel atau dealer terdekat. Masalah sepele seperti ini bisa menjadi sangat berbahaya ketika oli menjadi benar-benar habis sehingga seker akan mengalami kerusakan lantaran proses kerjanya terlalu banyak hentakan dan gesekan sehingga bisa menimbulkan panas yang nantinya mendatangkan asap yang mengepul. Kondisi seperti ini biasa dialami oleh para ibu rumah tangga yang mereka hanya tahu bagaimana cara menggunakan motor tanpa tahu bagaimana cara untuk merawatnya.

Sepeda motor dengan sistem kerja 4 tak (4 kali gerakan torak dan tuas) sangat rawan dengan kinerja oli. Boleh dibilang bahwa oli mempunyai pengaruh besar dalam keberlangsungan masa operasional suatu mesin dalam sebuah sepeda motor. Oleh karena itu, suatu perawatan yang berjangka dan berkelanjutan harus dilakukan dan diterapkan secara rutin. Setidaknya untuk perjalanan yang sudah menempuh jarak antara 1500 hingga 2000 km maka harus dilakukan pergantian oli. Seperti yang saya dapatkan dari Black in News dan Black Motor Community, dari kedua sumber berita ini juga membicarakan mengenai tata cara perawatan sepeda motor, yakni sekurang-kurangnya untuk motor dengan mesin 4 tak maka harus dilakukan pergantian oli untuk 2 bulan sekali. Hal ini harus sangat diperhatikan, karena jika sudah sampai seker yang rusak maka biaya yang harus kita bayarkan untuk melakukan perbaikan bisa mencapai Rp. 500.000,00 hingga Rp. 800.000,00. Bukan jumlah yang sedikit bukan, maka itu perhatianlah dengan kondisi motor anda dan berikanlah perawatan yang baik agar mesin motor kita tetap bandel dan bisa diandalkan.

Konsep Bangunan Lepas Pantai Tahan Gempa

Ketika saya browsing, saya mendapati di Black in News menyoroti suatu berita mengenai bangunan tahan gempa dengan desain yang aneh. Hal ini mengingatkan saya pada bangunan-bangunan aneh nan artistik yang sekarang sedang didengung-dengungkan oleh bangsa arab, khususnya Uni Emirat Arab. Dalam satu dasawarsa terakhir saja mereka sudah mampu membuat Palm Island, dan bangunan pencakar langit yang disebut Burj Dubai. Kedua bangunan ini tentu mengundang banyak kekaguman dari dunia, tapi apakah seandainya kedua bangunan ini ada di Indonesia akan menjadikan suatu bentuk kesuksesan dalam suatu teknik pembangunan?

Blackholic Zone yang merupakan salah satu divisi pemberitaan dari Djarum Black Competition juga pernah menayangkan pemberitaan mengenai suatu ide bangunan tahan gempa yang dilontarkan oleh orang-orang OFIS Architect. Tentunya ini merupakan kabar baik bagi perkembangan dunia arsitek di Indonesia, karena kita tahu bersama bahwa Indonesia merupakan negara langganan gempa. Jika bangunan ini benar-benar terealisasi, maka bangunan unik ini akan seperti gunung berapi yang diselimuti oleh kulit menyerupai laba-laba. Bangunan yang diberi nama All Seasons Tent Tower ini menggabungkan antara energi matahari dan lingkungan. Dan kulit-kulit yang menutupi bangunan ini berfungsi untuk menagkap sinar matahari dan menjadikannya sebagai energi panas yang nantinya dikonversi menjadi energi listrik yang siap pakai.

Jika dianalogikan dengan bangunan lepas pantai (offshore building), All Seasons Tent Tower ini hampir mirip dengan konsep lilypad yang dikembangkan oleh Vincent Callebaut Architect yang juga menggunakan tenaga gelombang, angin, dan panas matahari sebagai sumber energi yang bisa menjalankan sistem kerja yang ada di bangunan tersebut. Tapi untuk lilypad sendiri bukan merupakan bangunan tahan gempa, lantaran sistem kerja dari bangunan ini adalah mengapung (floating structure). Berdasarkan pada ilmu perancangan yang pernah saya dapatkan, suatu bangunan harus memperhatikan beban gempa (seismic loading) hanya jika bangunan tersebut terpancang ke tanah (fixed platform), sehingga jika suatu bangunan yang terapung dan terikat dengan jangkar (anchor) dengan sistem mooring maka tidak memerlukan aspek gempa dalam perhitungan perancangannya. Jika Indonesia mengembangkan konsep bangunan anti gempa untuk bangunan lepas pantai maka akan lebih baik jika yang dikembangkan adalah floating structure, karena konsep bangunan seperti ini akan lebih tahan terhadap beban gempa dibandingkan dengan konsep bangunan yang terpancang (fixed).

 
Powered by Blogger