Sunday, 27 June 2010

Hebat Tanpa Sekolah


“Hebat” Tanpa Sekolah


Kebanyakan dari kita memandang sebelah mata orang yang tidak mengenyam pendidikan, jika pendidikan dan gelar kita lebih tinggi maka orang-orang yang memiliki gelar dibawahnya dianggap berkemampuan masih rendah dibawahnya. Inilah politisasi dari gelar formal yang diberikan oleh lembaga formal dengan biaya sangat besar untuk mendapatkan selembar kertas ijazah. Apalagi dengan orang yang tidak mengeyam bangku sekolah malah kita anggap orang-orang bodoh mereka, padahal kebodohan mereka bukanlah takdir dari Tuhan, tapi kebodohan yang diciptakan oleh lingkungan. Andaikan mereka yang tidak sekolah bisa sekolah dan melanjutkan pastinya pola pikir dan kecerdasanya akan sama dengan kita, bahkan bisa melebihi.
Orang yang buta huruf bukan berarti dia bodoh, tapi dia tidak mendapatkan fasilitas pendidikan membaca seperti halnya dikatakan oleh Tan Malaka dalam bukunya Pandangan Hidup hal,17”Buta huruf bukanlah berarti buta kecerdasan, buta keberanian ataupun buta kejujuran. Sebaliknya pula, pendidikan pun tidaklah menjamin keberanian, keuletan, kejujuran, kecakapan memimpin, ketangkasan memandang ke hari depan dan mengambil sesuatu putusan dengan cepat serta tepat (resourcefulness)”.

Dari sini Tan malaka menggambarkan Nabi Muhamad bin Abdullah yang seorang ummy (buta huruf) tetapi beliau bisa menjadi seorang revolusioner dunia, dari masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat madaniyah. Bukan hanya berjiwa besar, banyak sejarah mencatat peradapan manusia semakin berkembang ketika islam diturunkan melalui rosul-Nya yakni Muhamad. Muhamad bisa mengembangkan negara islam menjadi begitu besar dengan jiwa kepemimpinannya dan banyak lagi kesempurnaan dari Muhamad meskipun beliau tanpa sekolah.
Mungkin kita akan menganggap miring seorang pemimpin yang tidak mempunyai gelar besar, kita anggap belum mumpuni kepemimpinannya. Orang belajar tidak hanya dari bangku sekolah. Orang belajar bisa dimana dia berada kapan pun itu, karena pendidikan tidak terbatas sampai mati. Meskipun seseorang tidak belajar di sekolah tapi dia bisa belajar pada temanya orang tua, tetangga, lingkungan sekitar dan belajar dengan sendirinya.
Kemampuan sesorang memang berbeda-beda, ada sesuatu yang kita bisa sedangkan orang lain tidak begitu juga sebaliknya, jadi kita tidak boleh menganggap remeh orang lain. Seorang petani yang buta huruf saja, dia mempunyai kemampuan lebih yakni ahli mengolah tanah dan menanam. Sedangkan kita meskipun bisa membaca dan menulis, mengerti konsep-konsep bercocok tanam belum tentu kita bisa mencangkul yang baik seperti pak tani si buta huruf.
Ketika seseorang mau belajar lebih maka dia akan menjadi lebih pintar dan kecerdasannya akan melebihi dari mereka yang sekolah, karena di sekolah juga belum tentu belajar. Sekolah hanya bentuk formal dari belajar dan pendidikan, namun esensi pendidikan tidak sepenuhnya di dapatkan dari sekolah. Mungkin tidak sampai 20% ilmu yang kita dapatkan dari bangku sekolah, melihat sistem belajar dan mengajarinya hanya sebuah formalitas sang guru untuk mendapat gaji, si murid untuk mendapat ijazah.





0 comments:

Post a Comment

silahkan komentar di sini

 
Powered by Blogger