Monday, 5 July 2010

Anelka, Generasi Pembangkang ala Cantona

KNYSNA, KOMPAS.com — Striker Nicolas Anelka sudah pasti dicoret dari skuad Perancis karena menolak minta maaf atas penghinaan yang ia berikan terhadap pelatih Raymond Domenech. Sikap Anelka ini sama seperti Eric Cantona, yang sering membangkang terhadap negaranya.

Anelka dikabarkan menghina Domenech dalam duel lawan Meksiko pada laga penyisihan Grup A Piala Dunia 2010. Presiden Federasi Sepak Bola Perancis (FFF) Jean-Pierre Escalettes kemudian memintanya agar menyampaikan permintaan maaf kepada Domenech. Namun, pemain Chelsea itu menolak. FFF pun menegaskan, Anelka harus pulang dan dikeluarkan dari skuad.

"Berdasarkan penolakan pemain (Anelka) untuk meminta maaf secara terbuka, dia (Escalettes) mengambil keputusan atas persetujuan penuh dari pelatih dan anggota tim yang kini berada di Knysna untuk mengeluarkan Nicolas Anelka dari skuad. Dia (Anelka) akan meninggalkan tim Perancis sore (Sabtu) ini," sebut pernyataan FFF.

Jika melihat penampilan Anelka pada laga tersebut, maka setiap pendukung Perancis akan sangat kecewa. Tidak seperti ketika membela Chelsea, penampilan Anelka, Kamis (17/6/2010) malam, sangat jauh dari biasanya. Ia lebih banyak berjalan, sama sekali tidak ada gairah untuk membantu timnya menang. Ia juga terlihat lebih egois, sangat berbeda dari penampilannya di Chelsea.

Sikap Anelka ini sama dengan sikap Cantona sebagai pemain paling kontroversial di Perancis. Dua-duanya bermain bagus di klub, tapi selalu kehilangan semangat ketika membela negaranya.

Cantona, yang pernah mendapatkan skor karena menghina wasit, juga pernah menjelek-jelekkan pelatih Perancis pada akhir 1980-an. Dalam wawancara di televisi, mantan pemain Marseille itu menghina Henri Michel karena menyisihkannya dalam laga persahabatan lawan Cekoslovakia pada 1988. Setelah itu, Cantona sama sekali tidak pernah dipanggil ke skuad "Ayam Jantan" hingga Michel Platini membujuknya setahun kemudian.

Nasib Anelka sebetulnya tidak lebih jelek dari Cantona karena mantan pemain Manchester United ini tidak pernah bermain pada putaran final Piala Dunia, sementara Anelka sudah sekali mencicipinya. Anelka pernah menolak bermain di bawah asuhan pelatih Jacques Santini dan tiga tahun tak masuk skuad senior Perancis.

Pada Piala Dunia 1998, saat Perancis menjadi juaranya, nama Anelka tidak diperhitungkan oleh pelatih Aime Jacquet. Waktu itu Jacquet menganggapnya terlalu muda. Mantan pemain Real Madrid dan Arsenal itu juga tak dipanggil oleh Roger Lamere empat tahun kemudian karena "Les Bleus" waktu itu sudah punya tiga striker hebat, seperti Djibril Cisse, Thierry Henry, dan David Trezeguet.

Setelah permusuhannya dengan Santini, nama Anelka muncul bersama "Les Blues" setelah Domenech memanggilnya pada November 2005. Namun, Domenech malah tak membawanya ke Piala Dunia 2006 di Jerman. Domenech lebih suka memilih Sidney Govou sebagai pengganti Djibril Cisse yang cedera sebelum turnamen berlangsung.

Seharusnya, pada piala dunia pertamanya kali ini, Anelka bisa mengisi lini depan Perancis menggantikan Thierry Henry. Domenech sengaja memilihnya karena karier Anelka sedang berada di puncak. Anelka ikut memberikan dua gelar bagi "The Blues" pada liga domestik Inggris. Sayangnya, harapan itu kemungkinan akan segera usang. Meski belum ada jawaban resmi dari FFF, beredar kabar bahwa Anelka akan diskors selamanya dari timnas.

0 comments:

Post a Comment

silahkan komentar di sini

 
Powered by Blogger