Kerusakan Fuel Pamp Diduga Karena Bahan Bakar. Sejumlah pemilik dan komunitas mobil beberapa hari terakhir mengeluhkan terjadinya kerusakkan pada pompa bahan bakar (fuel pump) di kendaraan mereka. Kendati belum ada kesimpulan final dan pasti, namun beberapa kalangan mensinyalir kerusakan itu disebabkan kualitas bahan bakar yang tidak bagus.
"Sampai hari ini sudah ada 30 mobil yang mengalami kerusakkan pada fuel pump itu. Sinyalemen kami, lebih pada faktor bahan bakar. Sebab, kejadian ini terjadi bukan hanya pada satu dua mobil tetapi puluhan, bahkan perusahaan taksi sampai ribuan," papar Pujiyono Wahyuadi, Ketua Umum Karimun Club Indonesia (KCI) saat dihubungi Tempo di Jakarta, Rabu (21/7).
Puji menyebut, sinyalemen itu didapatkan setelah komunitas pemilik mobil Suzuki Karimun itu menguras tangki bahan bakar mobil mereka pada Ahad (18/7) lalu di sebuah bengkel di Jalan Pemuda, Jakarta Timur. Rata-rata mobil yang dikuras bahan tangkinya menunjukkan bahan bakar dan filter hitam pekat, pump fuel jebol.
Sebelumnya, para pemilik mobil mengaku mobil mereka kerap mogok. Padahal, komponen lainnya tidak mengalami masalah. Gejala seperti itu dirasakan oleh semua mobil yang kemudian diketahui pompa bahan bakarnya bermasalah.
Persoalan serupa juga dialami oleh para pengemudi Taksi Blue Bird. Sejak Juni hingga hari ini, tak kurang dari 1.200 unit taksi mengalami masalah pada pompa bahan bakarnya. Gejalanya pun sama dengan yang dialami anggota KCI, mobil kerap mogok dan tersendat-sendat kalaupun mesin bisa dinyalakan.
"Mobil yang mengalami masalah itu adalah Toyota Limo buatan 2009 - 2010. Artinya ini kan mobil baru, dan sepengetahuan kami fuel pump itu part yang masuk kategori slow moving atau tidak harus cepat ganti," tutur Teguh Wijayanto Kepala Hubungan Masyarakat PT Blue Bird Group, saat dihubungi hari ini.
Hanya, kata Teguh, hingga saat ini pihaknya belum berani menyimpulkan apa penyebab kerusakan tersebut. Saat ini Blue Bird Group hanya menyampaikan keluhan ke Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Toyota, dalam hal ini PT Toyota Astra Motor (PT TAM). "Selain meminta perbaikan bagi mobil yang masih dalam garansi atau perbaikan. Kami juga meminta penjelasan tentang kerusakkan tersebut," tandas Teguh.
Rouli Sijabat, Public Relation Manager PT TAM mengakui dalam dua bulan terakhir permintaan terhadap peranti pompa bahan bakar itu mengalami peningkatan hingga 300 persen. Bila sebelumnya rata-rata 80 unit per bulan, sejak Mei lalu permintaan mencapai 240 unit saban bulannya.
"Keluhan dari beberapa konsumen Toyota memang ada dan tengah kami pelajari. Karena komponen peranti ini sangat vital bagi mobil sehingga kami berusaha memprioritaskan bagaimana segera memenuhi kebutuhan pelanggan," ujar Rouli saat dihubungi.
Terlebih, kata Rouli, pompa bahan bakar merupakan suku cadang kategori slow moving alias peranti yang tidak cepat ganti. Sehingga persediaannya pun tidak sebesar suku cadang yang masuk kategori fast moving.
"Meski demikian, kami tetap akan melakukan penelitian apa penyebab kerusakkan tersebut. Apakah faktor teknis atau lainnya, waktunya belum kami tetapkan tetapi seceaptnya," aku dia.
Sementara PT Pertamina (Persero) melalui Jurubicaranya, Basuki Trikora Putra dengan tegas menampik sinyalemen yang menyebut kerusakkan pompa bahan bakar di sejumlah mobil dikarenakan kualitas bahan bakar yang jelek dari perusahaan itu. "Sebaiknya ada penelitian melalui laboratorium dan dilakukan secara menyeluruh baru ada kesimpulan," ujar Basuki saat dihubungi Tempo.
Ia menyebut, bahan bakar Pertamina sebelum dipasarkan telah melalui serangkaian uji kontrol kualitas sejak dari kilang minyak, depo, hingga di Stasiun Pompa Bensin Umum (SPBU).
"Bahkan, di SPBU setiap hari kami juga melakukan pengujian terhadap kualitas itu. Bahkan hari ini (Rabu 21/7) kami telah melakukan inpeksi dan uji di SPBU di sejumlah wilayah di Jakarta, hasilnya tidak ada spec down kualitas bahan bakar," imbuh Basuki.
sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/test_drive/2010/07/21/brk,20100721-265318,id.html
"Sampai hari ini sudah ada 30 mobil yang mengalami kerusakkan pada fuel pump itu. Sinyalemen kami, lebih pada faktor bahan bakar. Sebab, kejadian ini terjadi bukan hanya pada satu dua mobil tetapi puluhan, bahkan perusahaan taksi sampai ribuan," papar Pujiyono Wahyuadi, Ketua Umum Karimun Club Indonesia (KCI) saat dihubungi Tempo di Jakarta, Rabu (21/7).
Puji menyebut, sinyalemen itu didapatkan setelah komunitas pemilik mobil Suzuki Karimun itu menguras tangki bahan bakar mobil mereka pada Ahad (18/7) lalu di sebuah bengkel di Jalan Pemuda, Jakarta Timur. Rata-rata mobil yang dikuras bahan tangkinya menunjukkan bahan bakar dan filter hitam pekat, pump fuel jebol.
Sebelumnya, para pemilik mobil mengaku mobil mereka kerap mogok. Padahal, komponen lainnya tidak mengalami masalah. Gejala seperti itu dirasakan oleh semua mobil yang kemudian diketahui pompa bahan bakarnya bermasalah.
Persoalan serupa juga dialami oleh para pengemudi Taksi Blue Bird. Sejak Juni hingga hari ini, tak kurang dari 1.200 unit taksi mengalami masalah pada pompa bahan bakarnya. Gejalanya pun sama dengan yang dialami anggota KCI, mobil kerap mogok dan tersendat-sendat kalaupun mesin bisa dinyalakan.
"Mobil yang mengalami masalah itu adalah Toyota Limo buatan 2009 - 2010. Artinya ini kan mobil baru, dan sepengetahuan kami fuel pump itu part yang masuk kategori slow moving atau tidak harus cepat ganti," tutur Teguh Wijayanto Kepala Hubungan Masyarakat PT Blue Bird Group, saat dihubungi hari ini.
Hanya, kata Teguh, hingga saat ini pihaknya belum berani menyimpulkan apa penyebab kerusakan tersebut. Saat ini Blue Bird Group hanya menyampaikan keluhan ke Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Toyota, dalam hal ini PT Toyota Astra Motor (PT TAM). "Selain meminta perbaikan bagi mobil yang masih dalam garansi atau perbaikan. Kami juga meminta penjelasan tentang kerusakkan tersebut," tandas Teguh.
Rouli Sijabat, Public Relation Manager PT TAM mengakui dalam dua bulan terakhir permintaan terhadap peranti pompa bahan bakar itu mengalami peningkatan hingga 300 persen. Bila sebelumnya rata-rata 80 unit per bulan, sejak Mei lalu permintaan mencapai 240 unit saban bulannya.
"Keluhan dari beberapa konsumen Toyota memang ada dan tengah kami pelajari. Karena komponen peranti ini sangat vital bagi mobil sehingga kami berusaha memprioritaskan bagaimana segera memenuhi kebutuhan pelanggan," ujar Rouli saat dihubungi.
Terlebih, kata Rouli, pompa bahan bakar merupakan suku cadang kategori slow moving alias peranti yang tidak cepat ganti. Sehingga persediaannya pun tidak sebesar suku cadang yang masuk kategori fast moving.
"Meski demikian, kami tetap akan melakukan penelitian apa penyebab kerusakkan tersebut. Apakah faktor teknis atau lainnya, waktunya belum kami tetapkan tetapi seceaptnya," aku dia.
Sementara PT Pertamina (Persero) melalui Jurubicaranya, Basuki Trikora Putra dengan tegas menampik sinyalemen yang menyebut kerusakkan pompa bahan bakar di sejumlah mobil dikarenakan kualitas bahan bakar yang jelek dari perusahaan itu. "Sebaiknya ada penelitian melalui laboratorium dan dilakukan secara menyeluruh baru ada kesimpulan," ujar Basuki saat dihubungi Tempo.
Ia menyebut, bahan bakar Pertamina sebelum dipasarkan telah melalui serangkaian uji kontrol kualitas sejak dari kilang minyak, depo, hingga di Stasiun Pompa Bensin Umum (SPBU).
"Bahkan, di SPBU setiap hari kami juga melakukan pengujian terhadap kualitas itu. Bahkan hari ini (Rabu 21/7) kami telah melakukan inpeksi dan uji di SPBU di sejumlah wilayah di Jakarta, hasilnya tidak ada spec down kualitas bahan bakar," imbuh Basuki.
sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/test_drive/2010/07/21/brk,20100721-265318,id.html
0 comments:
Post a Comment
silahkan komentar di sini