Memiliki telepon selular cerdas semacam Blackberry memang menyenangkan bagi sebagian orang. Dengan Blackberry, aktivitas mengirim email, menerima email, chatting, hingga berselancar di internet bisa dilakukan bersamaan, kapan saja, dan di mana saja.
Namun, tahukah Anda, di balik kemudahan yang diberikan, karakter Blackberry yang mampu membuat penggunanya melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan (multitasking), itu justru berisiko melemahkan daya konsentrasi penggunanya.
Sebuah penelitian di Amerika menunjukkan, seseorang yang terbiasa melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan atau diselang-seling (multitasker), tidak memiliki kemampuan konsentrasi yang baik. Ia cenderung kesulitan menyerap informasi lantaran fokusnya mudah beralih dari satu hal ke hal lain yang tidak memiliki hubungan.
Penelitian dilakukan terhadap 262 mahasiswa Universitas Stanford. Mereka yang terbiasa memanfaatkan teknologi secara bersamaan memiliki daya tangkap atau respons yang rendah terhadap sebuah masalah dalam kehidupan sehari-harinya.
“Otak mereka dibanjiri terlalu banyak informasi akibatnya mereka tidak selektif lagi untuk memilah informasi yang penting dengan cepat,” kata Dr David W Goodman, Direktur Pusat Gangguan Psikologis di Maryland, Baltimore.
Sedangkan, mereka yang hanya memanfaatkan satu teknologi sesuai kebutuhan pada waktu tertentu, memiliki daya tangkap yang lebih baik. “Multitasking akan menjadi masalah serius bagi perkembangan diri seseorang, dan bisa berdampak buruk pada kondisi tertentu yang seharusnya membutuhkan konsentrasi maksimal seperti saat menyetir kendaraan,” kata Goodman.
Ia pun mengkritisi fenomena Blackberry yang berperan penting menciptakan penggunanya sebagai seorang multitasker. Setiap saat perangkat Blackberry akan bergetar atau berdering saat ada email dan pesan singkat masuk. Dan setiap saat pula pengguna akan memainkan Blackberry-nya.
Untuk itu, ia menyarankan para pengguna Blackberry agar tak mengaktifkan jaringan internetnya selama 24 jam. “Buat jadwal untuk membuka email, misalnya satu jam sekali, atau dua jam sekali,” kata Goodman. “Jangan menjadikan diri sebagai budak getar atau dering Blackberry.”(vivanews)
Namun, tahukah Anda, di balik kemudahan yang diberikan, karakter Blackberry yang mampu membuat penggunanya melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan (multitasking), itu justru berisiko melemahkan daya konsentrasi penggunanya.
Sebuah penelitian di Amerika menunjukkan, seseorang yang terbiasa melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan atau diselang-seling (multitasker), tidak memiliki kemampuan konsentrasi yang baik. Ia cenderung kesulitan menyerap informasi lantaran fokusnya mudah beralih dari satu hal ke hal lain yang tidak memiliki hubungan.
Penelitian dilakukan terhadap 262 mahasiswa Universitas Stanford. Mereka yang terbiasa memanfaatkan teknologi secara bersamaan memiliki daya tangkap atau respons yang rendah terhadap sebuah masalah dalam kehidupan sehari-harinya.
“Otak mereka dibanjiri terlalu banyak informasi akibatnya mereka tidak selektif lagi untuk memilah informasi yang penting dengan cepat,” kata Dr David W Goodman, Direktur Pusat Gangguan Psikologis di Maryland, Baltimore.
Sedangkan, mereka yang hanya memanfaatkan satu teknologi sesuai kebutuhan pada waktu tertentu, memiliki daya tangkap yang lebih baik. “Multitasking akan menjadi masalah serius bagi perkembangan diri seseorang, dan bisa berdampak buruk pada kondisi tertentu yang seharusnya membutuhkan konsentrasi maksimal seperti saat menyetir kendaraan,” kata Goodman.
Ia pun mengkritisi fenomena Blackberry yang berperan penting menciptakan penggunanya sebagai seorang multitasker. Setiap saat perangkat Blackberry akan bergetar atau berdering saat ada email dan pesan singkat masuk. Dan setiap saat pula pengguna akan memainkan Blackberry-nya.
Untuk itu, ia menyarankan para pengguna Blackberry agar tak mengaktifkan jaringan internetnya selama 24 jam. “Buat jadwal untuk membuka email, misalnya satu jam sekali, atau dua jam sekali,” kata Goodman. “Jangan menjadikan diri sebagai budak getar atau dering Blackberry.”(vivanews)
0 comments:
Post a Comment
silahkan komentar di sini