Mungkin kita akan mengeryitkan dahi dan berpikir keras saat kita disodori pertanyaan mengenai salah satu jenis kuliner khas Betawi yang melegenda, Ali Bagente. Ah, makanan apa nih?
Ya, mungkin tak banyak orang yang tahu atau bahkan sama sekali tidak mengerti bagaimana bentuk dan rupa jenis makanan yang satu ini, termasuk orang Betawi sekalipun.
Yang jelas, makanan ini pernah menjadi primadona, khususnya pada masyarakat Betawi keturunan Arab yang ada di Jakarta.
Saat seorang masyarakat keturunan Arab-Betawi coba menanyakan makanan tersebut. Sebuah nama yang unik untuk sebuah makanan khas Betawi. Ya, dari lafal nama makanannya sendiri, nama Ali Bagente lebih pas sebagai nama seseorang dibanding sebuah nama makanan.
"Entah bagaimana asal mula namanya, namun makanan Ali Bagente sempat menjadi makanan murah-meriah dan cukup digemari oleh sebagian warga keturunan Betawi-Arab yang tinggal di kawasan kampung Arab pada dekade 1970-an sampai tahun 1980-an. Tapi sayang, makanan Ali Bagente saat ini sudah jarang dikonsumsi masyarakat Betawi," ujar Hasan Ali (36), warga Gang Batuceper, Gambir, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Hasan Ali mengatakan, makanan Ali Bagente adalah makanan sisa hasil menanak nasi atau kerak nasi yang dikeringkan dan digoreng hingga menjadi seperti kerupuk.
"Untuk memakannya biasanya menggunakan gula merah, untuk menambah kelezatan rasa pada makanan Ali Bagente," kata Hasan Ali, seperti dilansir Beritajakarta.
Makanan Ali Bagente, lanjut Hasan Ali, banyak dikonsumsi orang Betawi keturunan Arab di daerah Tanahabang, Condet, Sawahbesar atau daerah Penjagalan, Jakarta Barat. "Makanan Ali Bagente ini sering dijadikan makanan pengiring pada menu utama disaat prosesi adat masyarakat setempat," jelasnya.
Sementara itu, pengamat Kebudayaan Betawi, Ahmad Samuri, menungkapkan, jenis makanan Ali Bagente tidaklah punah melainkan masih dapat dijumpai di beberapa pusat perbelanjaan khas di Jakarta.
Hanya saja, nama Ali Bagente tak begitu dikenal, karena selama ini orang lebih mengenalnya dengan sebutan kerupuk nasi aking yang terbuat dari kerak nasi.
Tak hanya di Jakarta, lanjut Ahmad, beberapa daerah lain, yang mengalami perpaduan kebudayaan dengan bangsa Arab juga menjadikan makanan berbahan nasi ini sebagai makanan khas daerahnya.
"Di Jawa kita bisa menemukan makanan yang terbuat dari kerak nasi dengan nama nasi intip atau rengginang," tandas Ahmad.(http://wartakota.co.id)
0 comments:
Post a Comment
silahkan komentar di sini